Senin, 19 Desember 2016

[Resensi Novel Tentang Kamu] Tabur Kebaikan Tuai Hal Tak Terduga

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

  

Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah salah satu anugerah terbesar hidupku. Cinta memang tidak perlu ditemukan, cintalah yang akan menemukan kita.

Terima kasih. Nasihat lama itu benar sekali, aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi.

Masa lalu. Rasa sakit. Masa depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


Judul: Tentang Kamu
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Terbit Pertama: Oktober 2016
Cetakan: Keempat, November 2016
Halaman: 524 hlm
ISBN: 978-602-082-234-1

Karena pada akhirnya, semua hal memang akan selesai, memiliki ujung kisah. Maka saat itu berakhir, aku tidak akan menangis sedih, aku akan tersenyum bahagia karena semua hal itu pernah terjadi. (hal.409)

Novel Tentang Kamu berpusat pada perjalanan seorang Pengacara bernama Zaman Zulkarnaen dalam menyelesaikan kasus yang sudah di amanahkan padanya. Tapi isi ceritanya lebih banyak menceritakan tentang kisah hidup orang lain yang merupakan klien Zaman.

Perjalanan yang ditempuh Zaman sungguh tidak biasa, apalagi kasus yang ditanganinya adalah mencari pewaris sah untuk warisan bernilai 'wow'yang pasti mengundang banyak tikus nakal mendekatdari seorang wanita Indonesia yang perjalanan hidupnya sungguh mengesankan. Wanita itu bernama Sri Ningsih. Yang aneh dari wanita ini adalah dengan kekayaannya yang begitu melimpah, ia lebih memilih menghabiskan masa tuanya di panti jompo.

Zaman menelusuri masa lalu Sri Ningsih dengan perlahan, semua hal yang bersangkutan dengan wanita itu ia selidiki. Banyak misteri yang akhirnya terungkap dengan perjalanan Zaman dari satu kota ke kota lain bahkan dari satu negara ke negara lain.

Dimulai dari penelusuran Zaman ke panti jompo yang letaknya di kota Paris, disana ia bertemu dengan perawat panti yang selama 16 tahun merawat Sri Ningsih yang begitu energik meski usianya sudah tidak bisa dikatakan muda lagi.

Hanya sebuah diary milik Sri Ningsih yang Zaman dapatkan dari penelusurannya ke panti jompo. Tapi diary tersebut memberikannya pentunjuk ke tempat mana lagi dia harus menelusuri masa lalu kliennya itu.

Halaman pertama diary tersebut membawa Zaman menuju Pulau Bungin, Sumbawa. Pulau terpadat di dunia. Pulau yang menjadi saksi bisu akan masa kecil Sri Ningsih.

Sri yang merupakan anak dari seorang pelaut telah menjadi piatu sejak lahir. Ibunya meninggal saat melahirkannya, walaupun begitu masa kecilnya penuh kebahagiaan meski ia diasuh oleh Ibu tiri, tapi semua kebahagiaan itu sirna semenjak Ayahnya tenggelam bersama kapal yang dibawanya.

"Ibu bukankah ini terlihat 'lucu'? Sri punya foto Bapak, hafal senyum Bapak, bisa melukis wajahnya dan bisa mengingat suaranya menjelang tidur, tapi Sri tidak tahu dimana makam Bapak. Sebaliknya, Sri tidak tahu bagaimana rupa Ibu, tidak tahu seberapa cantik Ibu, seberapa merdu suara Ibu, tapi Sri tahu dimana pusara Ibu. Atau jangan-jangan, hidup ini memang dipenuhi hal-hal 'menggelikan' seperti ini?" (hal.129)

Ibu tirinya yang begitu terpukul akan kematian suaminya berubah menjadi kejam terhadap Sri. Disebutnya anak itu sebagai 'anak yang terkutuk' dan diperlakukannya Sri seperti babu.

Hari-hari yang dilalui Sri begitu berat, tapi ia tetap tabah dan sabar. Selalu mengingat pesan Ayahnya untuk tidak membangkang pada Ibunya. Warga sekitar juga tidak bisa berbuat apa-apa melihat Sri yang diperlakukan kejam oleh Ibunya. Pada masa itu, sangatlah tabu untuk ikut campur urusan keluarga orang lain.

Hingga sebuah kejadian besar merubah hidupnya, rumah mereka kebakaran dan Ibu tiri Sri meninggal karena tertimpa puing-puing hingga tidak bisa menyelamatkan diri. Sri yang mendapat ajakan dari salah satu gurunya akhirnya meninggalkan Pulan Bungin, merantau ke Pulau Jawa bersama adiknya, Tilamuta.

Di Pulau Jawa, Sri dan Tilamuta tinggal di sebuah pesantren yang dipimpin oleh Kiai Ma'sum, disana ia bertemu dengan Nur'aini dan Lastri yang menjadi sahabatnya.

Ketentraman hidup di pesantren tersebut juga hanya sementara, awalnya hanya terjadi keretakan persahabatan antara Sri dan Nur'aini dengan Lastri. Semua itu terjadi karena Lastri yang dendam dengan Nur'aini sebab posisi suaminya yang direncanakan akan menjadi pengganti Kiai Ma'sum gagal karena Nur'aini menikah dengan Arifin.

Sejak saat itu Musoh yang merupakan suami Lastri, berpindah haluan menjadi kaum komunis bersama istrinya dan merencanakan penyerangan pada pesantren dengan alasan yang dibuat-buat. Penyerangan itu menimbulkan pertumpahan darah di pesantren. Banyak santri yang meninggal. Dibunuh dengan cara keji.

Sri selamat dari tragedi itu karena ia disekap oleh Lastri. Namun nasib Tilamuta tidak seberuntung Sri.

Kejadian itu membuat Sri memilih merantau ke Jakarta. Kehidupan di Jakarta sangat sulit, Sri ditolak disana-sini saat mencoba melamar pekerjaan. Tapi tanpa ia duga, rezeki malah datang dari sesuatu yang berada di dekatnya, ada Kepala Sekolah Rakyat yang menawarkan Sri untuk menjadi guru bahasa disana.

Siang hari, Sri akan menjadi guru dan malam harinya Sri bekerja sebagai kuli di pasar.

Setelah satu tahun berhasil menabung, Sri mencoba berbisnis. Ia menjual nasi goreng dengan terobosan baru. Disaat penjual yang lain memikul dagangannya, Sri membuat suatu alat yang membantunya berjualan, alat tersebut adalah gerobak.

Karena terobosan barunya itulah bisnis Sri berkembang pesat, namun semakin banyak saingan yang muncul, Sri memilih melepaskan bisnisnya tersebut dan beralih ke bisnis yang lain. Yaitu sewa mobil.

"Dua minggu lalu aku memutuskan mengambil keputusan besar, Nur. Aku menjual seluruh gerobak, juga dua rumah di gang. Lantas ditambahkan uang tabungan yang ada, aku memutuskan membeli enam mobil" (hal.243)

Sikap Sri yang berani bertindak itu membuatnya kembali sukses. Tinggal beberapa bulan lagi Sri mampu mendirikan kantor yang lebih besar tapi kejadian Malapetaka 15 Januari menghancurkan mimpinya untuk memiliki kantor yang lebih besar.

Harta bendanya ludes hanya dalam sehari karena amukan Mahasiswa yang ingin mengusir Perdana Menteri Jepang.

Lalu bagaimana cara Sri untuk bangkit kembali dari keterpurukannya itu? Bagaimana juga ia bisa sampai di Paris dan mewariskan harta yang begitu banyak? Dan bagaimana Zaman menyelesaikan kasus warisan Sri?

Tere Liye memang selalu menyuguhkan seluruh ceritanya dengan menarik. Bahwa hal yang awalnya kita anggap hanya sebagai pemeran pembantu mampu memiliki peranan besar untuk menemukan benang merah cerita ini.

'Jangan pernah remehkan petunjuk sekecil apapun.' itulah hal yang selalu saya pikirkan ketika membaca novel Tere Liye.

Jujur saja, awalnya saya kira novel ini bercerita tentang kisah cinta tentang anak muda. Terpikir karena judulnya yang Tentang Kamu. Beberapa teman saya juga seperti itu. Bahkan saat penjualan pertama dibuka mereka berbondong-bondong memesansaya ga ikut karena lagi bokeksetelah buku sampai, teman saya ada yang mengeluh.

"Lah dikira Tentang Kamu sejenis yang Hujan."

Saya sih cuma ketawa, sempet juga bersyukur dalam hati untung ga buru-buru beli. Eh tapi besoknya temen ada yang bilang kalau ceritanya musti saya baca karena bagus banget. Jadi penasaran dan akhirnya jeng jeng jeng buku sudah ditangan dan setelah beres baca memberanikan diri buat ikut lomba resensinya.

Kelebihan buku ini tuh aura positifnya terasa banget. Sosok Sri memiliki tempat tersendiri ketika saya membaca novel ini. Sikapnya yang pantang menyerah, selalu berpikir positif segala sesuatu hal, tidak suka mengeluh, dan tidak pernah mendendam sangat mengagumkan. Rasanya semangatnya itu menular.

Kadang saya berpikir apa di dunia nyata benar-benar ada orang seperti Sri? Rasanya hampir mustahil. Eh cuma hampir loh ya hehe saya belum pernah ketemu saja dengan orang sepertinya jadi ngomong kayak gini.

Novel ini juga menyuguhkan kebudayaan Indonesia dan juga kebudayaan asing yang cukup menambah wawasan, tingkah-tingkah konyol juga bertebaran untuk novel yang agak serius ini. Seperti tingkah laku Rajendra, imigran asal India yang menetap di London itu tingkahnya sangat menggemaskan, usil, dan riang.

Ataupun tentang Haran, imigran asal Turki yang mampu membuat wanita manapunsebenarnya itu sayaterpukau dengan pengorbanannya.

"Kamu tahu, Sri, kenapa aku baru menikah di usia tiga puluh sembilan tahun?" Hakan bertanya pelan.
"Karena kamu laki-laki yang pemalu." Sri menjawab.

"Bukan, Sri." Hakan menggeleng, "Melainkan agar kita bisa bertemu dan menikah."

(hal.408)


Settingnya juga dibuat dengan sedetail mungkin yang membuat saya hanyut ke dalamnya. Terasa banget! Baik setting tempat, waktu maupun suasananya.

Plotnya rapih, ga bikin pusing ke pembaca. Tokoh-tokohnya pun kuat, sepertinya dibuat dengan banyak pertimbangan oleh Tere Liye, Zaman itu tokoh favorit, dingin-dingin menghanyutkan. Tokoh kedua favorit disusul oleh Aimee, dia sungguh baik hati. Hanya saja tokoh Sri memang nyaris seperti tidak nyata. Karena terasa terlalu sempurna hehe.

Novel ini fantastis dengan caranya sendiri. Menurut saya rasanya novel ini agak serius, sasarannya memang bukan hanya untuk dewasa tapi remaja pun bisa membacanya, cuma melihat teman-teman saya yang tumbang baca ini karena katanya tidak terlalu sesuai dengan genre mereka, saya semakin yakin novel ini masuk jajaran 'agak serius'.

Saya juga tidak menemukan penulisan yang typo. Mungkin karena sudah cetakan keempat, ngebayangin juga kalau cetakaan keempat masih ada typo hahaha itu yang ngedit kerjaannya apa.

Kekurangan pada Novel Tentang Kamu ini menurut saya sih endingnya terasa terlalu terburu-buru, entah kenapa rasanya kurang greget aja gitu. Kemudian kover novelnya mengelupas padahal dibanding novel-novel Tere Liye yang lainnyayang dibaca lebih dari 2xkovernya masih awet, bagus, kinclong. Dan bukunya tiba-tiba keriting sendiri padahal baru buka segel dan belum dibaca, hanya ditinggal beberapa jam dan jeng jeng bukunya sudah mengeriting—fix ini horror.

Diluar hal itu buku ini recommended karena aura positifnya yang mengalahkan apapun. Saya ga bohong, suer hehehe.

4 komentar:

  1. Wahh jd tertarik baca novelnya :)

    BalasHapus
  2. Wiihh andin udah baca...:v aku belum beli + belum baca hiks lagi bokek eitss...Tapi liat resensi andin kayaknya mau baca. Merinding loh aku baca resensinya, suer. Gapapa deh, spoiler ada bayangan udah baca resensi Andin heheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah merinding hahahahaha,liburan harus baca novel ini banget XD baca baca baca baca

      Hapus

 

Welcome to GTLand Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang